Manggalya laboratorium klinik
Jl. Jemursari Raya 169 Surabaya 60292 Indonesia Telp/fax +62318472858
|
Artikel kesehatan
Home | Sekilas laboratorium | Screening test (Paket test) | Mengapa pemeriksaan darah diperlukan | Artikel kesehatan | Galeri foto Malaria |
Untuk menambah wawasan/pengetahuan tentang kesehatan, silakan klik di
|
Demam Secara umum demam adalah suhu tubuh diatas normal ( > 37ºC secara oral atau > 37,6º secara rektal). Demam yang berlangsung kurang dari satu minggu biasanya berhubungan dengan adanya suatu infeksi. Demam yang berlangsung lebih dari satu minggu menyatakan adanya suatu penyakit yang serius. Demam adalah peringatan dini, bahwa didalam tubuh telah terjadi "proses penyakit". Hampir semua infeksi ditandai dengan demam termasuk malaria, tifus, DHF, dan hepatitis. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebabnya dengan tepat diperlukan bantuan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosis suatu demam, apalagi pada gejala yang kurang nyata, merupakan suatu keharusan. Dalam hal ini dikenal sebagai paket pemeriksaan laboratorium untuk demam, yang adalah sebagai berikut : * Hematologi (Darah lengkap, trombosit, hematokrit) malaria * Immunologi/serologi : Widal Anti Dengue IgG-IgM CRP * Kimia darah : SGOT SGPT * Mikrobiologi Gall kultur * Urin lengkap
Demam Tifoid
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih banyak dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi. Penyakit ini disertai dengan tanda-tanda khusus antara lain tidak enak badan, demam, sakit perut, sakit kulit tidak menetap, splenomegali, jumlah sel darah putih yang menurun, dsb. Komplikasi yang paling berbahaya adalah perdarahan dan luka pada usus. Tes Hematologi, widal dan kultur darah tetap merupakan tes laboratorik penting untuk diagnosis demam tifoid.
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
Virus Dengue merupakan virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Demam berdarah (DHF) ditanadai dengan 2 fase penyakit. Fase pertama, penyakitnya ringan, ditunjukkan adanya demam disertai sakit kepala, nausea, muntah, nyeri persendian, dan otot. Pada stadium stadium ini biasanya tes bendungan lengan (Rumpell leed) positif. Demam berlangsung selama 2 - 7 hari, kemudian dengan cepat berkembang ke fase kedua yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hematokrit, penurunan jumlah trombosit , penurunan protein albumin dan efusi cairanparu (pleura). Shock akan muncul mengikuti kehilangan plasma yang kritis (Dengue Shock Syndrome - DSS). Pada DSS ini penyakitnya bertambah parah yang ditunjukkan dengan adanya perdarahan dan dapat menyebabkan kematian dengan cepat, dan ini merupakan komplikasi yang serius terutama pada anak-anak. DSS ini akibat telah mendapatkan serangan Dengue sebelumnya oleh subtype virus yang kedua, akan terbentuk kompleks imun sebagai akibat produksi antibodi yang berlebihan pada serangan pertama, yang bereaksi dengan virus kedua. Pada DHF juga terjadi pembesaran hati, sehingga tidak dapat berfungsi dengan sempurna mengakibatkan sintesis protein dan zat lain yang dilakukan di hati terhambat. Akibat kedua hal ini adalah volume darah berkurang banyak, hipotensi, peningkatan hematokrit dan berkurangnya faktor-faktor pembekuan darah yang hingga tahap tertentu memudahkan terjadinya perdarahan spontan.
Tes laboratorium : * Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda yang penting dan baik untuk diagnosis maupun untuk ramalan perjalanan penyakit. * Peningkatan hematokrit / PCV. * Uji saring anti Dengue IgG-IgM, untuk diagnosis infeksi oleh dengue primer atau sekunder (ulangan).
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Demam juga merupakan salah satu manifestasi hepatitis, oleh karena itu perlu pemeriksaan faal hati, dalam hal ini diwakili olehpemeriksaan GOT dan GPT. GOT berasal dari jantung, liver, otot skelet, ginjal, pankreas, limfa dan paru. GPT lebih spesifik dari GOT untuk tes fungsi liver. Berguna dalam diagnosis sirosis hepatik dan penyakit hati lain, memantau penggunaan obat yang efek sampingnya toksik terhadap hati dan juga digunakan untuk diagnosis diferensial antara kuning hemolitik dan kuning yang disebabkan oleh penyakit hati.
CRP
CRP merupakan reaktan fase akut yang non spesifik sebagai indikator penyakit infeksi dan keadaan radang, meliputi demam rheumatik aktif dan rheumatoid arthritis. Peningkatan yang progresif berkorelasi dengan peningkatan radang.
Malaria
Cara satu-satunya untuk melakukan diagnosis infeksi malaria adalah menemukan parasit Plasmodium dengan pemeriksaan darah secara mikroskopis (Tetes tebal dan Blood smear). Pemeriksaan ini seharusnya dilakaukan secara rutin, tidak saja di daerah endemi malaria, tetapi juga didaerah "non-malaria". apapun gejala dan diagnosisnya.
* Dirangkum dari berbagai sumber.
|
This site was last updated 07/02/05